diketahuibahwa proses pembenihan Arwana bukan usaha yang mudah dilakukan. Usaha tersebut memerlukan modal yang besar, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta waktu yang cukup lama (Susanto, 2002). Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pembenihan ikan Arwana memerlukan
1 Lahan. Pemilihan lahan sangat menentukan tingkat keberhasilan dari Proses Produksi Dari Sebuah Budi Daya Tanaman Pangan yang dilakukan. Akibatnya, harus dilakukan pemilihan lahan dengan baik, sejak awal sebelum usaha tersebut dimulai. Pemilihan lahan meliputi hal-hal berikut: a. Pemilihan Lokasi.
Namun seiring dengan adanya perubahan permintaan pasar, DFC merubah komoditi utamanya menjadi ikan hias yang diusahakan dalam bentuk benih pada bulan Juli tahun 2004. Usaha ikan hiasnya dimulai dengan membesarkan induk red tail catfish, tiger catfish, palmas, dan black ghost. Ikan hias yang pertama kali di produksi adalah ikan hias black ghost.
Kegiatanusaha pembenihan dan pendederan I di PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia dinyatakan layak dikarenakan memiliki R/C ratio lebih dari 1. Sementara pada kegiatan pendederan II, PT Arwana Citra Ikan Hias Indonesia mendapati keuntungan sebesar Rp ,00 dalam 1 tahun dengan R/C ratio 1,7 dan payback period sebesarTanjungMorawa yaitu usaha budidaya ikan hias air tawar. Di UPR ini berbagai jenis ikan hiar air tawar di budidayakan seperti ikan mas koki, gubby ,komet dan cupang. Dengan adanya peluang pasar yang luas budidaya ikan hias ini memiliki prospek usaha yang bagus untuk dilakukan mengingat permintaan ikan hias dalam YP4t.